Khamis, Julai 21, 2011

Alasan Marina Mahathir Ikut Berdemo Bersih 2.0


TEMPO Interaktif | Di antara seratusan ribu orang yang berkumpul di Stadion Merdeka, Kuala Lumpur, 9 Juli lalu, ada dua tokoh di luar pemimpin oposisi Anwar Ibrahim. Mereka adalah Marina Mahathir (putri sulung dari mantan perdana menteri Mahathir Mohamad) dan Khairy Jamaluddin (menantu bekas perdana menteri Abdullah Ahmad Badawi).

Unjuk rasa pada Sabtu dua pekan lalu itu menuntut pilihan raya (pemilihan umum) mendatang dilaksanakan dengan jujur, bebas, dan adil. Demonstrasi itu dihadiri pelbagai kalangan, termasuk Pakatan Rakyat, gabungan tiga partai oposisi yang dipimpin Anwar Ibrahim.

Meski agenda demo itu sejalan dengan misi kelompok Anwar, Marina mengaku mau datang lantaran demo kali itu digagas oleh lebih banyak organisasi nirlaba. “Saya sempat berpikir pakai kaus kuning, tapi pergi ke tempat lain,” katanya kepada Faisal Assegaf dari Tempo melalui telepon selulernya hari ini, Rabu, 20 Juli 2011.

Berikut penuturannya:

Kenapa Anda ikut dalam unjuk rasa Bersih 2.0?
Saya pergi sebab saya percaya kita perlu pilihan raya (pemilu) yang lebih bersih dan adil. Saya mau bergabung karena pergerakan ini didukung banyak NGO.

Bukannya ini demo yang digagas pihak oposisi?
Bukan, itu propaganda dari pihak kerajaan (pemerintah) dan media.

Berarti pihak oposisi mendompleng unjuk rasa itu?
Ciri partai politik memang seperti itu.

Berarti selama ini pilihan raya tidak berlangsung jujur?
Bukan tidak jujur, tapi ada masalah yang perlu diperbaiki. Seperti warga Malaysia di luar negeri dibolehkan memilih. Saya rasa semua tuntutan kami masuk akal dan merupakan sesuatu yang baik.

Anda yakin tuntutan itu akan dipenuhi?
Belum pasti lagi. Saya melihat pihak kerajaan masih menolak dan melihat tuntutan itu untuk meruntuhkan pihak kerajaan.

Anda cedera dalam demonstrasi yang sempat rusuh itu?
Tidak, saya bernasib baik. Apalagi saya selalu menjauh dari polisi. Memang saya sempat mencium aroma gas air mata yang ditembakkan tidak jauh dari tempat saya.

Anda datang dengan siapa?
Dengan teman dan Jiran. Kami sebenarnya tidak tahu berapa yang bakal datang. Itu pengalaman sangat mengharukan bagi saya karena yang datang beribu-ribu.

Kapan Anda memutuskan untuk ikut demo?
Sehari sebelumnya. Tapi saya sempat berpikir pakai kaus kuning, namun pergi ke tempat lain.

Apa tanggapan dari Ayah Anda?
Dia (Mahathir) saat itu dalam pesawat menuju luar negeri. Hanya ibu saya yang mengirim SMS. Ia khawatir karena tangan kiri saya luka patah enam pekan sebelum unjuk rasa.

Jika ada demo lagi, Anda akan ikut?
Kalau dianjur partai politik, saya tidak pergi. Tapi, saya menyokong orang yang berdemonstrasi karena kami berhak mengadakan kumpulan.

Jika isu yang diusung oposisi sama?
Mungkin tidak. Saya pergi (berdemo) bukan untuk siapa-siapa.

Apa Anda mendukung tuntutan agar Najib Razak mundur?

Saya rasa ia (Najib) akan mengindahkan itu, tapi ia harus sadar rakyat tidak berpuas hati. Ia harus mendengar aspirasi rakyat.

Jika tuntutan Bersih tidak dipenuhi, bakal memilih oposisi pada pemilu nanti?
Saya tidak begitu terkesan dengan pihak oposisi. Saya rasa tidak perlu nyatakan sekarang apa yang akan saya pilih.

Kenapa Anda tidak terkesan dengan oposisi?
Mereka seperti politisi manapun, hanya mengkritik tanpa memberi gagasan. Saya non-partisan, jadi saya juga mengkritik pihak kerajaan.

Bila tuntutan tidak dipenuhi dan oposisi juga tidak menarik minat Anda, apa Anda bakal golput pada pilihan raya mendatang?
Tengoklah, itu satu pilihan juga.

0 comments:

Post Haru Biru

Arkib Blog